RSS

Daily Archives: October 12, 2012

JADILAH BUMN YANG BESAR, BERSIH DAN PROFESIONAL

Di tengah laut yang luas sebuah kapal yang sarat penumpang tengah berlayar menuju tujuan. Birunya air laut terhampar luas seakan tak bertepi. Burung-burung beterbangan di atas kapal dan sesekali menukik ke laut untuk menangkap ikan atau sekedar minum untuk melepas dahaga. Lumba-lumba dan ikan-ikan kecil yang mengiringinya nampak sebentar muncul di permukaan dan kemudian tenggelam dalam birunya lautan sebelum akhirnya kembali meloncat ke atas permukaan air. Mereka layaknya hewan terlatih seperti di arena sirkus yang berusaha menghibur para penontonnya. Ikan lumba-lumba nampak menari-nari di sekitar kapal seolah mengiringi sebuah perjalanan kapal yang indah dan penuh dengan kebahagiaan, keteraturan, ketentraman, kedamaian dan keyakinan akan keselamatan perjalanan.

Gambaran di luar kapal nampak menyenangkan namun keadaan di dalam sungguh berbeda. Di dalam kapal yang penuh sesak dengan penumpang tersebut terdapat dua bagian kapal yang dihuni oleh kelompok penumpang berbeda. Bagian atas kapal diperuntukkan bagi penumpang kelas bisnis dan eksekutif dengan segala fasilitas dan kemudahannya. Pelayanan kelas satu diberikan kepada penumpang di kelompok ini. Bagian bawah kapal diperuntukkan bagi penumpang kelas ekonomi yang harus rela berdesakan karena terbatasnya tempat. Keingingan pengelola kapal untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya membuat mereka memasukkan penumpang di kelas ekonomi melebihi kuota semestinya. Kondisi yang pengap dengan terbatasnya fasilitas baik tempat tidur, kamar mandi, makanan dan air harus diterima penumpang di kelas ini. Keberadaan sekoci dan pelampung jika sewaktu-waktu kapal tenggelam tidak sebanding dengan rasio jumlah penumpang. Mereka memang tidak bisa memilih karena kebutuhan untuk sampai tujuan dan terbatasnya kemampuan ekonomi.
Perjalanan yang panjang menuju tempat tujuan ternyata merubah perilaku penumpang di dalam kapal. Bagi penumpang di bagian atas tentu tidak begitu bermasalah karena semua kebutuhannya tercukupi. Lain halnya dengan penumpang di bagian bawah yang harus berbagi dan berebut untuk sekedar mendapat air dan menggunakan kamar mandi. Perjalanan yang semula tenang tiba-tiba berubah ketika gelombang besar menghantam kapal. Semua penumpang nampak panik dan ketakutan sementara anak buah kapal (ABK) mencoba meyakinkan bahwa kondisi tetap aman dan terkendali. Dalam kondisi yang sedang kacau balau tersebut beredar kabar dari mulut ke mulut yang menyatakan bahwa kapal akan segera tenggelam. Penumpang di bagian atas tidak begitu terpengaruh dengan isu ini karena mereka bisa melihat bahwa kondisi kapal masih stabil. Selain itu fasilitas keselamatan seperti pelampung dan sekoci tersedia cukup untuk mereka. Posisi mereka yang berada di atas juga memperpendek jarak jika sewaktu-waktu harus dievakuasi dari kapal.
Kondisi berbeda terjadi di bagian bawah yang dihuni penumpang kelas ekonomi. Isu akan tenggelamnya kapal dengan mudah mereka percayai karena tidak bisa melihat langsung kondisi kapal seperti penumpang di atas. Selain itu sarana keselamatan juga tidak sebanding dengan jumlah mereka. Karena itu merekapun segera berebut untuk mendapatkan pelampung dan berusaha menuju bagian atas kapal. Sebagian penumpang yang sudah tidak sabar malah berusaha untuk melubangi badan kapal dengan harapan bisa segera keluar dari kapal yang hendak tenggelam. Mereka memang berpikiran pendek dan hanya ingin segera keluar dari kapal agar selamat. Keinginan mereka sungguh menghawatirkan dan jika tidak dicegah maka kapal akan benar-benar tenggelam.
Melalui ilustrasi tersebut kuingin menggambarkan bagaimana caraku memandang dan menaruh harapan bagi PLN. BUMN di bidang kelistrikan ini ibarat sebuah kapal yang sarat penumpang di tengah lautan luas. Kapal tidak akan sampai tujuan dengan selamat kalau semua orang yang ada di kapal entah itu penumpang, nahkoda, dan awak kapal tidak bekerjasama untuk mewujudkan kondisi tersebut. Demikian halnya dengan PLN, keinginan mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) juga tidak akan terlaksana dengan baik kalau tidak melibatkan semua stakeholder. PLN bisa menjadi perusahaan yang bersih dan profesional kalau didukung karyawannya yang bersih dan profesional juga. Upaya penghematan listrik bisa terwujud kalau pelanggan mau melaksanakannya. PLN bisa menghilangkan korupsi di perusahaan kalau pengawasan internal dilaksanakan dengan baik dan ditambah dengan komitmen semua karyawan untuk mewujudkan PLN yang bersih.
Sebagai sebuah perusahaan yang mengurusi kepentingan publik sudah wajar kalau PLN banyak mendapat kritikan. Begitu besar harapan dari rakyat terhadap kinerja PLN sehingga terkadang memberikan kritik bahkan menyalahkan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor logis. Mereka seringkali emosional jika layanan PLN dianggap tidak prima. Ada yang bisa menahan diri sehingga emosinya masih muncul dalam kalimat yang sopan. Bagi yang tidak mampu menahan emosi yang muncul tentu umpatan, makian dan ejekan. Semua itu menjadi bukti rasa cinta rakyat pada PLN. Sebagai rakyat Indonesia saya juga pengin melihat PLN menjadi sebuah perusahaan besar yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), efisien dan mampu untuk mengemban tugas dengan baik. Bangsa Indonesia sangat memimpikan agar perusahaan-perusahaan yang mengurusi kepentingan publik adalah perusahaan terbaik yang dimiliki dan dikelola oleh putra-putra terbaik bangsa untuk kepentingan dan kejayaan bangsa ini.
Kita harus mengapresiasi berbagai upaya yang telah ditempuh oleh PLN untuk memperbaiki internal perusahaan sekaligus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kelistrikan. Tekad kuat untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme bukanlah sekedar pepesan kosong. Berbagai upaya untuk membersihkan internal perusahaan dari praktek KKN menjadi bukti nyata semangat perubahan dan perbaikan di lembaga ini. Gerakan PLN bersih yang di deklarasikan bersama Transparency International Indonesia (TII) menjadi model dari sebuah BUMN yang memiliki tekad kuat untuk berubah menjadi lebih baik.
Di bidang edukasi kelistrikan ada program listrik pintar yang mengajak pelanggan untuk menggunakan listrik pra bayar. Tujuannya agar pelanggan memiliki fleksibilitas dalam penggunaan listrik sehingga lebih irit. Masih ingat berbagai upaya PLN untuk mengajak rakyat agar hemat menggunakan listrik, ada slogan “irit makainya irit bayarnya, so watt nya di irit lo,”. Sekarang ada slogan bekerja, bekerja, bekerja menggantikan Electricity For A Better Life untuk menunjukkan keseriusan perusahaan ini mengembangkan listrik. Untuk mengatasi keluhan pelanggan ada layanan telepon 123 dan twitter @pln_123 yang cukup responsif dalam menanggapi keluhan pelanggan. Upaya ini tentunya membutuhkan komitmen internal dan dorongan eksternal agar keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik bisa terwujud.
Teringat di masa anak-anak dulu, ketika listrik belum masuk ke desaku di Sidaurip, Cilacap. Yang ada waktu itu ya percampuran rasa jengkel, marah dan sejuta harap kapan listrik akan menerangi desaku. Ketika itu di usia anak-anak aku belum bisa berfikir bahwa menghadirkan listrik ke suatu tempat itu bukan pekerjaan mudah. Ada beragam teknologi canggih, orang-orang berdedikasi dan tentu saja kerjasama yang baik dengan masyarakat setempat agar listrik bisa masuk. Teringat juga ketika beberapa orang yang mempunyai pohon di pinggir jalan enggan untuk memotongnya sehingga mengganggu proses listrik masuk desaku. Ada juga yang sengaja mencuri listrik melalui kabel-kabel ilegal untuk kepentingan pribadi tanpa memperdulikan akibatnya. Pokoknya beragam cara orang menanggapi masuknya listrik di desaku. Mereka menuntut listrik masuk ke desa tetapi tidak mau berkorban agar fasilitas tersebut bisa masuk.
Ini sekedar contoh untuk menunjukkan bahwa keterlibatan semua stakeholder untuk mewujudkan tujuan PLN sangat diperlukan. Listrik tidak akan berkembang dan menjangkau semua tempat kalau terus-menerus dicuri. Seperti halnya penumpang kapal di bagian bawah yang ingin melubangi kapal agar bisa segera keluar. Rakyat yang serba kekurangan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan listrik, mulai dari mencuri listrik, mengakali meteran, dan menunggak pembayaran. Mereka tidak berfikir bahaya dan akibat bagi orang lain karena yang penting tujuan pribadi terpenuhi. Kalau mereka dibiarkan yang terjadi kapal akan semakin cepat tenggelam. Pencurian listrik di kalangan masyarakat harus ditertibkan. Jangan sampai keinginan mereka untuk bisa menikmati listrik secara instan justru membuat PLN merugi dan akhirnya tidak bisa berkembang.
Muara dari semua itu sebenarnya terletak pada sinergi positif dari masyarakat dan PLN. Kita harus sepenuhnya menyadari kalau persoalan listrik bukan sekedar tanggungjawab PLN semata. Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan PLN menjadi kontribusi wajib bagi perkembangan kelistrikan di Indonesia. Ada beberapa hal hal yang ingin saya sampaikan sebagai bahan diskusi dan masukan bagi PLN. Berangkat dari niat dan keinginan untuk melihat BUMN ini menjadi sebuah perusahaan yang besar, bersih dan profesional.
Pertama, tumbuhkan rasa cinta agar orang tergerak kemauanya untuk membantu mewujudkan tujuan PLN. Rasa cinta dari internal perusahaan dan masyarakat adalah modal besar untuk maju dan berkembang. Cinta dari karyawan akan membuat mereka bekerja melebihi ekspektasi tugas yang dibebankan. Mereka tidak sekedar melihat perusahaan sebagai tempat mencari uang melainkan sebuah aset dan kebanggaan bangsa yang menjadi besar, bersih dan profesional. Keinginan mewujudkan kondisi tersebut semestinya melebihi keinginan sekedar mendapatkan gaji bagi kebutuhan keluarga. Rasa cinta dari masyarakat akan membuat mereka dengan sukarela menghemat listrik, tidak mencuri listrik, memelihara aset dan berperan aktif demi keberhasilan tujuan PLN. Ibarat orang yang jatuh cinta, biasanya ingin dekat, ada rasa kangen dan pengin melihat yang dicintai selalu dalam kebaikan.
Kedua, libatkan masyarakat dalam cerita kemajuan yang ingin dicapai oleh PLN. Libatkan mereka untuk menggoreskan tinta sejarah kemajuan kelistrikan di Indonesia. Sebagai pelanggan masayarakat adalah bagian dari perjalanan sebuah perusahaan sehingga wajar jika mereka dilibatkan dalam berbagai rumusan kebijakan. Sikap untuk mau mendengar dan melibatkan masyarakat dalam berbagai kebijakan PLN akan mendekatkan mereka sehingga bisa memahami beragam persoalan kelistrikan. Janganlah menganggap mereka sebagai bagian pasif tetapi tempatkanlah pelanggan sebagai mitra aktif perusahaan.
Ketiga, keteladanan adalah kunci. Sebagai contoh rakyat diminta untuk hemat listrik tetapi berapa banyak figur publik baik pejabat, tokoh masyrakat, selebriti, dan sosok panutan lainnya yang tidak memberikan keteldanan. PLN bisa mengajak para tokoh panutan masyarakat ini sebagai pendukung gerakan penghematan listrik. Keteladanan adalah bagian dari kesuksesan untuk merubah perilaku seseorang.
Keempat, tunjukkan komitmen pelayanan terbaik dengan perubahan mental dan perilaku. Perubahan mental dan perilaku positif dalam melayani pelanggan sesungguhnya adalah investasi signifikan bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Perbaiki perilaku dari petugas pelayanan agar rakyat bisa menerima. Listrik mati akibat gangguan alam itu biasa, tetapi kalau petugas yang memperbaiki tidak responsif dan berperilaku menyebalkan tentunya masayakat tambah jengkel.
Terakhir, setiap perubahan dan upaya untuk menjadi lebih baik tentunya akan dihadapkan dengan beragam tantangan. Hadapilah dengan sikap optimis karena sesungguhnya begitu besar harapan rakyat kepada PLN. Jadilah BUMN yang besar, bersih dan profesional untuk kebaikan dan kemajuan bangsa ini.

 
Leave a comment

Posted by on October 12, 2012 in Uncategorized

 
 
IELTS Liz

IELTS Preparation with Liz: Free IELTS Tips and Lessons, 2024

Open Mind

Sabar dan Syukur sebagai bekal kehidupan

HaMaZza's Blog

Berbagi Inspirasi, Cerita & Pengalaman

blog belalang cerewet

berbagi inspirasi, menguatkan harapan

momtraveler's Blog

my love ... my life ....

Let's remind each other...

..yuk saling mengingatkan..

All Words

Motivation Comes From The Words and Yourself

~Harap dan Terus Berharap~

tak ada yang bisa sobat dapatkan disini selain setetes ilmu dan keinginan untuk merajut benang-benang ukhuwah

Umarat's Blog

"Biasakanlah Yang Benar, Jangan Benarkan Kebiasaan"

Postingan Dunia

Dunia Membutuhkan kita