RSS

Category Archives: lomba kary tulis

ini isinya tulisan lomba karya tulis

“Menatap Wajah Desaku”

Perjalanan pulang ke tempat kelahiran selalu membawa selaksa makna bagi setiap orang. Kesempatan untuk datang kembali ke tempat kita dilahirkan seolah mengenang kembali memori masa lalu yang penuh dengan warna pelangi. Demikian pula yang saya rasakan menjelang Idul Fitri 1435 H yang lalu. Lahir dan besar di sebuah daerah terpencil di ujung selatan dan barat Jawa Tengah terpatri mendalam beribu kenangan saat kecil.

Saya lahir di sebuah dusun bernama Sidaurip Desa Sidanegara, terletak di Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap. Secara geografis Cilacap adalah kabupaten di bagian selatan dan barat Jawa Tengah. Desa kelahiran saya hanya dibatasi sungai Citanduy untuk menyeberang ke Jawa Barat. Berbatasan dengan Kabupaten Ciamis sehingga bahasa yang sehari-hari digunakan adalah campuran antara bahasa “ngapak” dengan sunda. Menurut cerita dari orang tua dan kakek, saya lahir tepat ketika daerah kami mengalami kekeringan. Kakek bercerita bagaimana sulitnya mendapatkan air bersih ketika itu. Untuk mendapatkan air bersih harus berjalan jauh dari rumah. Air sungai Citandui yang biasanya penuh tiba-tiba menyusut drastis di musim kering tersebut. Sumur sudah kering sementara hujan tak kunjung datang.

Belum banyak yang berubah dari masa ketika saya meninggalkan daerah tersebut di saat lulus SMP. Hanya terlihat jaringan listrik yang sudah menjangkau kampungku dan pengaspalan jalan yang sudah lubang di berbagai tempat. Sampai lulus SMP listrik belum masuk kampungku sehingga lampu “teplok” dan petromak menjadi andalan penerangan. Sanitasi juga masih sama, banyak selokan tertutup, air berwarna hitam dan bau air sumur yang anyir karena tercemar air selokan. Padahal air bersih adalah syarat bagi kehidupan yang sehat. Tanpa ketersediaan air bersih yang mencukupi kesehatan warga juga tidak terpenuhi. Pembangunan kesehatan berbasis ketersediaan air bersih akan membuat kesehatan warga meningkat.

Peran Bidan Desa

Hal kedua yang saya lihat ketika datang ke kampung halaman adalah perubahan perilaku masyarakat terutama terkait kesehatan reproduksi. Saya lahir dengan bantuan dukun bayi di kampung. Dukun bayi ini telah melegenda bertahun-tahun dan membantu banyak persalinan. Kehadirannya sudah ada semenjak orang tua saya kecil. Keahliannya diturunkan ke anak-anaknya sehingga keluarga Nyi Jojoh dikenal sebagai keluarga dukun bayi.

Semasa kecil sampai dengan SMP saya masih sering mendengar ibu yang meninggal ketika melahirkan. Dukun bayi sudah berusaha semampunya, tetapi batas pengetahuan dan kemampuannya memang tidak memungkinkan mendiagnosa persoalan kehamilan dan kandungan dengan lebih akurat. Pengetahuan yang didapat secara turun-temurun tidak dibarengi dengan pengetahuan medis dan peralatan yang memadai. Sekitar tahun 2007 saya masih mendapatkan cerita dari adik saya yang tinggal di kampung tersebut tentang proses kelahiran disana. Ketika melahirkan anak pertamanya dia di bantu oleh Nyi Jojoh, dia diminta menggigit rambutnya ketika melahirkan agar bayinya ceapat keluar. Alhamdulilah anak pertamanya lahir dengan selamat. Dia juga bercerita beberapa ibu-ibu disana yang kehilangan anak ketika melahirkan. Menurut data yang diperoleh dari WHO, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 9.900 orang dari 4,5 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2012. Hal itu sama dengan 66 pesawat Boeing 737 seri 400 jatuh dan seluruh penumpangnya meninggal.

Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi
sumber gambar; skpd.batamkota.go.id

Ketika Idul FItri kemarin, saya kembali menengok tempat kelahiran dan mendapatkan informasi yang menggembirakan. Kehadiran bidan desa yang dulu masih kurang diperhitungkan sekarang sudah mulai menjadi rujukan dan panutan ibu-ibu yang hamil dan melahirkan. Mereka juga sudah mulai sadar untuk memeriksakan kehamilan ke bidan dengan rutin, mengikuti saran kesehatan yang diberikan, dan mengikuti tahapan persalinan yang benar. Keberadaan dukun bayi bukan dikesampingkan tetapi mereka diberi bekal pendidikan kesehatan yang memadai. Masih cukup banyak masyarakat yang lebih mempercayai dukun bayi sehingga pemberian bekal kesehatan bagi mereka sangat diperlukan. Kolaborasi antara bidan desa dengan dukun bayi tersebut mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan balita.

Dalam pengamatan di kampung halaman saya, keberhasilan usaha bidan desa dalam merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan kehamilan tidak lepas dari beragam faktor. Setidaknya ada dua hal yang berpengaruh yaitu:
a. Keaktifan bidan desa memanfaatkan waktu pertemuan dengan kelompok ibu-ibu. Forum yang bisa digunakan diantaranya acara pengajian, PKK, arisan.
b. Peningkatan peran puskesmas yang tidak lagi pasif tetapi aktif dalam menggalakkan kesehatan. Mereka bergerak mendekati masyarakat memanfaatkan forum dan agenda acara yang ada di lingkungan tersebut. Bagi masyarakat di kampung kami, Puskesmas sering dipandang sebagai tempat yang menakutkan. Pergi ke Puskesmas berarti kita sedang mengidap penyakit. Padahal Puskesmas memiliki peran lebih besar dari sekedar tempat berobat. Informasi tentang kesehatan, mencegah penyakit, dan beragam aktifitas kesehatan masyarakat terencana di Puskesmas termasuk penanganan kesehatan ibu dan bayi.

Program percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan telah dirasakan di tempat kelahiran saya. Urgensi peran bidan desa dan peningkatan kinerja puskesmas telah dirasakan manfaatnya. Ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran dari kisah di kampung kelahiran saya. Diantaranya:
1. Akan lebih baik jika bidan desa yang ditempatkan di daerah terpencil memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa setempat. Saat ini semakin banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. JIka mereka mau kembali dan membangun desanya tentu akan lebih mudah. Penguasaan bahasa dan pemahaman terhadap adat istiadat masyarakat setempat akan membantu memudahkan interaksi dengan warga.
2. Membekali bidan desa yang bertugas di daerah terpencil dengan kemampuan komunikasi yang memadai. Kemampuan untuk melakukan pendekatan, melakukan persuasi, dan kesebaran dalam menjalin komunikasi dengan warga.
3. Waktu masih SD di kampung saya seringkali ada acara layar tancap yang dilakukan oleh pemerintah. Biasanya selain memutar film perjuangan juga ada pemutaran film tentang kesehatan. Ini bisa jadi sarana untuk sosialisasi beragam program kesehatan. Saat ini ketika era teknologi komunikasi semakin canggih media sosialisasi tentu semakin banyak, tetapi bukan berarti media terdahulu tidak lagi efektif.

Penonton asyik menonton layar tancap penyuluhan KB. sumber: (Antara/doc.)

4. Jangan biarkan bidan desa berjuang sendirian dalam mendidik kesehatan warga. Mereka yang ditugaskan di daerah terpencil harus sering mendapat dukungan moral sehingga semangat tetap terjaga. Berjuang dengan segala keterbatasan di daerah terpencil membutuhkan energi dan konsistensi yang kuat. Karena itu dukungan moral sangat penting bagi mereka.

Semoga dengan semakin baiknya peran dari bidan desa, akan mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi di daerah. Menatap wajah desaku, seolah menatap wajah-wajah desa terpencil lainnya di Indonesia. Bergerak menuju arah lebih baik menuju Perdesaan Sehat.

 
Leave a comment

Posted by on October 16, 2014 in lomba kary tulis

 

Tags: ,

Media Massa Dalam Peliputan Bencana

Dalam setiap kejadian bencana selalu diikuti dengan pemberitaan media massa yang massif. Media massa beromba-lomba untuk memberikan informasi terbaru, terlengkap, tercepat, terakurat dalam liputan bencana. Mereka bahkan mengirim tim khusus untuk mencari informasi seputar bencana. Ketika tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 lalu, media massa berlomba-lomba mengirim tim liputan terbaik untuk memberikan informasi terbaru. Demikian pula ketika gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan Padang. Letusan dahsyat gunung Merapi dan Sinabung juga menjadi pemberitaan berhari-hari di media massa. Saat ini Gunung Slamet di Jawa Tengah sedang menjadi pusat pemberitaan media. Salah satu gunung berapi terbesar di Jawa ini sedang bergejolak.

Kejadian bencana selalu memiliki magnitude yang kuat untuk diberitakan. Dari berbagai sisi kejadian bencana memiliki nilai berita. Liputan media di satu sisi memberikan informasi terkini kepada masyarakat tetapi di sisi lain justru sering kontraproduktif dengan upaya penanganan bencana.

Kurang empati

Dalam peliputan bencana seringkali media tidak mempertimbangkan sisi empati. Korban yang sedang sedih, dalam ketakutan, kekalutan, tampil seadanya harus direkam kamera untuk disebarluaskan. Ini tentunya memberikan efek kengerian, kesedihan bagi yang melihatnya, misalnya sanak saudaranya yang tinggal jauh. Sebagai contoh ketika terjadi erupsi Merapi, orang-orang tua yang diangkut dalam mobil bak terbuka dengan rambut penuh debu dan wajah ketakutan direkam begitu saja dan ditampilkan di layar televisi.

Ketika mereka sedang sedih tiba-tiba stasiun televisi datang dengan pertanyaan yang tidak menunjukkan empati “bagaimana perasaan ibu menghadapi musibah ini”? Sebuah pertanyaan yang diajukan tanpa empati sama sekali. Orang yang yang sedang ditimpa musibah pastilah sedih, menangis tidak perlu ditanya lagi. Apalagi rona kesedihan dan tangisannya kemudian menjadi bahan tontonan yang menghasilkan iklan dan pemasukan bagi televisi.

Empati adalah keharusan, mereka yang sedang tertimpa musibah membutuhkan dorongan dari kita semua. Karena itu dalam pemberitaanpun semestinya media memahami kondisi ini. Jangan sampai tuntutan untuk menghasilkan berita tercepat, terakurat, terlengkap kemudian mengikis nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya.

 Dramatisasi dan trauma

Untuk menghasilkan dramatisasi, televisi bahkan secara langsung menyiarkan proses evakuasi yang terkadang menyedihkan. Dalam gempa di Padang misalnya, mereka yang tertimbun reruntuhan terus-menerus direkam televisi dan disiarkan langsung. Korban bencana yang sedang kebingungan dikejar wartawan untuk diwawancarai. Kemudian media juga membuat program khusus yang menampilkan kesedihan, menggambarkan dahsyatnya bencana dan akibat yang ditimbulkannya.

Kita juga menyayangkan ketika televisi terus-menerus mengulang gambar yang sama, sehingga menimbulkan efek ketakutan yang mendalam. Dalam teori komunikasi seseorang yang menerima terpaan komunikasi berulang-ulang akan tertancap kuat dalam memorinya. Bayangkan jika itu anak kecil. Mereka akan terus teringat memori mengerikan setiap kali melihat totntonan bencana.

Berikan harapan

 Ketika rumah hancur diterjang bencana, ketika sanak saudara pergi meninggalkan selamanya, ketika harta benda tak lagi tersisa maka harapanlah yang membuat orang tetap kuat menjalani hidupnya. Pasca bencana “harapan” adalah sebuah keinginan terbesar yang diharapkan oleh korban bencana. Harapanlah yang akan mampu menggerakkan mereka untuk bangkit dari keterpurukan. Harapanlah yang akan mengubah kesulitan menjadi usaha yang kuat.

Kinerja BNPB, para relawan dan segenap masyarakat dalam tahapan pasca bencana seolah dinihilkan kembali karena muncul pemberitaan di media yang menghancurkan harapan. Contohnya, digambarkan kondisi rumah dan tempat tinggal mereka tidak mungkin diperbaiki kembali, atau tidak ada program nyata dari pemerintah untuk membantu mereka, bantuan logistik tidak mencukupi, tidak cepat sampai, logistik hanya terbatas untuk beberapa hari. Muatan berita-berita tersebut meruntuhkan mental dan harapan korban. Dalam kondisi kalut bencana orang seringkali kehilangan konsentrasi dan logika, sehingga informasi ditelan mentah-mentah. Pasca bencana informasi yang mengatakan kekurangan bantuan logistik membuat orang kalap dan berebut bantuan sehingga menghambat penyaluran dan menimbulkan keributan.

Media semestinya membuat pemberitaan yang menumbuhkan harapan korban musibah. Jangan terlalu banyak mengungkit-ungkit kesedihan, kengerian, yang membuat orang putus harapan. Semestinya ada pengertian bahwa kebebasan pers bukan berarti bebas tanpa aturan. Justru rasa tanggungjawab, empati, kepedulian semestinya bisa mendorong manusia untuk membantu sesamanya.

Media memiliki pengaruh yang besar dalam menyebarkan harapan. Beberapa catatan penting yang harus dipegang oleh insan media diantaranya; berikan informasi akurat, buatlah pemberitaan yang menumbuhkan optimisme. Gunakanlah sumber resmi yang terpercaya sehingga tidak menimbulkan desas-desus. Informasi yang tidak akurat seringkali justru menimbulkan kepanikan, contohnya setelah gempa jogja tahun 2006 beberapa media memberitakan kalau tsunami akan terjadi. Hal ini membuat warga semakin kalut sehingga mereka berbondong-bondong mengungsi..

Berikan empati dan tumbuhkanlah harapan korban bencana agar mereka mampu melewati masa-masa sulit. Bantulah BNPB, pemerintah, relawan dan masyarakat dengan pemberitaan yang bertanggungjawab, berempati, dan menumbuhkan harapan. Jangan hancurkan harapan mereka yang sedang ditimpa kesulitan. Sebagai negara dengan potensi bencana yang tinggi maka sinergi segenap potensi bangsa sangat dibutuhkan di masa prabencana, ketika terjadi bencana dan pascabencana.

 
1 Comment

Posted by on September 18, 2014 in lomba kary tulis

 

Tags: , ,

Stop Impor! Mari Berdaulat Pangan

Negara dengan luas lahan yang luar biasa kok impor pangan.
Negara agraris, kok beras saja tetap impor, buah impor, daging impor.
Punya lautan luas, kok memenuhi protein warga negaranya saja harus impor.
Apa yang salah sebenarnya dengan negara ini. Apakah potensi sumber daya alamnya kurang? Apakah jumlah petaninya kurang? Apakah tanah kita tidak subur? atau laut kita tidak lagi menghasilkan ikan? jangan-jangan tanah di bumi pertiwi sudah tidak mau lagi menghasilkan pangan, karena berkali-kali dicemari, dirusak?
Kalau mencermati kondisi Indonesia, semestinya kita tidak hanya memiliki ketahanan pangan yang kuat, tetapi juga memiliki kedaulatan pangan. Kalau ketahanan pangan hanya berbicara kecukupan, pemerataan dan keadilan dalam memperoleh pangan. Sementara kedaulatan pangan lebih dari itu, tapi kita bisa mencukupi, merata dan adil dengan berdiri diatas kaki sendiri, bukan impor lagi. Lebih dari itu kita semestinya menjadi eksportir pangan, bukan lagi importir. Punya ketahanan pangan, berdaulat, dan juga mampu jadi ekportir pangan.

Mengaca
Mari kita mengaca, supaya bisa melihat wajah pangan negeri ini dengan jelas. Kenapa tidak berdaulat pangan dan kenapa tergantung impor. Mungkin ada yang menjawab, banyak lahan pertanian yang beralih fungsi ditanami rumah dan gedung-gedung. Atau ada yang beralibi kalau jumlah penduduk kita kebanyakan jadi butuh banyak pangan. Atau beralasan lagi generasi muda pada malas jadi petani jadi banyak lahan yang nganggur.

Nah ini tipikal kita, kalau disuruh cari alasan pasti banyak, pokoknya pintar cari alasan. Walaupun alasanya masuk akal tetap saja menunjukkan lemahnya mental kita. Setiap bangsa pasti punya masalah dengan ketahanan dan kedaulatan pangan tapi persoalanya mengeluh saja tidak cukup. SUdah tahu masalahnya apa, sekarang tinggal bagaimana kita menyelesaikan masalah itu.

Punya lahan pertanian luas, punya sumber daya manusia banyak kok tidak bisa berdaulat pangan berarti ada yang salah urus di negeri ini. Lahan produktif kok beralih fungsi ditanami rumah dan gedung, berarti ada yang gak beres. Generasi muda pada malas jadi petani berarti ada yang tidak benar dalam dunia pertanian kita.

Stop Impor, mungkinkah?

Kita harus jujur kalau ketergantungan kita terhadap impor pangan sangat kuat. Pertanyaannya mungkinkah berhenti impor pangan? atau setidaknya beranikah pemerintah menghentikan impor pangan?

Kata pepatah: man jadda wajada: kalau bersungguh-sungguh pasti bisa
Kalau bangsa ini mau bersungguh-sungguh untuk berdaulat pangan pasti bisa. kalau sejauh ini belum bisa, mungkin karena kita tidak bersungguh-sungguh untuk mencapainya.
Bagaimana langkahnya, ini beberapa hal yang mungkin dilakukan sepanjang ada kemauan kuat.
1. Produk pangan lokal untuk bisa bersaing membutuhkan stimulus. Permudah bibitnya, dengan menyediakan bibit berkualitas dan terjangkau. BErikan kemudahan untuk mendapatkan pupuk. Jangan pas musim tanam justru pupuk menghilang. Berikan kemudahan permodalan sehingga petani kita bisa bercocok tanam.
2. Menjaga harga produk pertanian: Harga produk pertanian kita selalu kalah dengan barang impor. Sudah impor kok harganya lebih murah dari pangan lokal?. Penyebabnya karena di negaranya mereka mendapatkan insentif dari pemerintahnya sehingga harganya bisa bersaing di pasar internasional. Di kita, petani seolah disuruh bertarung sendiri melawan kapitalisme perdagangan. Nah ini sulit. Bantu modal petani, jaga harganya supaya petani bisa bersaing.
3. Supaya generasi muda mau menjadi petani gimana caranya?. Jadikan profesi petani menjadi profesi yang menjanjikan.
Selama menjadi petani identik dengan kemiskinan, kekurangan, keterbelakangan maka jangan harap generasi muda menjadi petani. Jadikan profesi petani sebagai profesi yang meyakinkan untuk masa depannya.

JAdi menghentikan impor dan berdaulat pangan bukanlah hal yang tidak mungkin. Selama ada kemauan, kesungguhan dan political will yang kuat dari pemerintah semua bisa terwujud. Namun perlu diingat, kalau kebijakan pemerintah tidak akan sukses kalau tidak didukung dengan perilaku positif masyarakat.
Jadi biasakan pergi ke pasar tradisional, beli produk pangan lokal.
Gak usah gengsi membeli buah lokal, tidak usah silau dengan buah impor.
Yakinlah beras lokal kualitasnya bagus, jangan berharap pada beras impor. So stop impor dan mari berdaulat pangan.

#keadilanpangan

 
Leave a comment

Posted by on April 4, 2014 in lomba kary tulis

 

Tags:

Pilih Jalur Kereta, Apa Jalan Tol?

Saya adalah pengguna kereta api Kaligungmas jurusan Tegal-Semarang. Hampir setiap hari saya naik kereta ini. Rute yang dilewati kereta ini adalah Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang-Kendal dan berakhir di Stasiun Poncol Semarang. Saya sendiri biasa naik dari Pekalongan untuk tujuan Semarang. Alasan memilih kereta terletak pada kenyamanan, ketepatan waktu, harga bersaing, dan anti macet. Dari stasiun Pekalongan kereta biasanya berangkat pukul 5.38 wib dan sampai di Semarang pada pukul 07.18 wib. Setelah terjadi perbaikan pelayanan, jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta menjadi lebih baik.

Kareta jelas memiliki banyak keunggulan dibanding angkutan darat lainnya. Kereta lebih nyaman, bersih, tepat waktu, gak macet kecuali rusak. Sebagai angkutan masaal kereta jelas bisa diandalkan, mampu mengangkut orang banyak dalam waktu bersamaan. Bayangkan kalau harus naik bis, berapa banyak armada yang harus disediakan. Berapa banyak jalan yang harus diperlebar setiap tahunnya. Hitung-hitungan secara kasar, di dinding gerbong kereta Kaligungmas tertera tulisan jumlah penumpang duduk 68 orang. Dengan estimasi penumpang berdiri 25%, jadi satu gerbong kereta bisa berisi 68+17: 85 orang. Kereta ini memiliki 5 rangkaian gerbong jadi penumpang yang bisa diangkut sekitar 85×5: 425 orang sekali angkut. Kalau menggunakan bus umum yang muatanya 45 penumpang berarti dibutuhkan sekitar 10 bus.

Rel apa jalan Tol

Judul tulisan ini menggambarkan kelebihan dan kekurangan pembuatan rel kereta api dan jalan tol. Artinya mode trasnportasi mana yang lebih menguntungkan dilihat dari berbagai aspek. Untuk rujukan komplit tentang kajian social ekonomi rencana pembangunan jalan told an kereta api di pulau Jawa bisa kita dapat dari hasil kajian Puslitbang PU.
Untuk sederhananya saya kutipkan beberapa point hasil kajian tersebut. Pertama, dari dimensi social. Untuk membuat jalan tol diperlukan lahan yang luas dan panjang. Artinya banyak warga yang harus rela meninggalkan daerah asalnya karena lahannya terkena pembangunan jalan tol. Ini bisa menimbulkan persolan baru saat negosiasi ganti rugi, adaptasi tempat baru, dan beragam aksi menolak perluasan ini. Masalah social untuk pengembangan jalan tol akan lebih besar daripada pengembangan jalan kereta api.

Kedua, dimensi ekonomi. Investasi di jalan KA maupun jalan raya akan menyebabkan output perekonomian tumbuh meningkat dari besarnya investasi yang dilakukan. Ketika jalan berkembang maka angkutan manusia dan barang akan meningkat. Perekonomian berkembang dan pengangguran berkurang. Saat ini dukungan investasi untuk pengembangan jalan tol masih lebih besar daripada dukungan untuk pembuatan jalur kereta api. Padahal seandainya sinergitas pembangunan antara jalan raya dengan jalur kereta api bisa ditingkatkan, maka kemacetan jalan bisa berkurang signifikan. Bagi masyarakat yang ingin menempuh perjalanan jarak menengah dan jauh, maka dianjurkan menggunakan kereta. Sementara untuk jarak dekat bisa menggunakan angkutan jalan lainnya seperti bus, taksi, angkutan kota. Dukungan kebijakan dan dana untuk investasi pengembangan rel kereta api sangat diperlukan. Karena model angkutan masal ini sanggup mengurai kemacetan dan solusi angkutan barang dalam jumlah besar.

Ketiga, dimensi lingkungan. Pengembangan jalan tol secara besar-besaran telah mempercepat konversi lahan-lahan produktif. Kalau kereta dikembangkan, lahan-lahan produktif masih bisa ditanami. Sementara kalau pengembangan jalan tol terus dilakukan maka lahan-lahan produktif semakin terkikis. Lahan-lahan di Pulau Jawa dikenal sangat subur untuk pertanian. Karena itu, alih lahan untuk kepentingan jalan tol akan semakin menggerus potensi lahan produktif di Pulau Jawa.

Pengembangan jalan tol akan menambah volume kendaraan dan akhirnya merusak lingkungan lebih cepat. Semakin banyak kendaraan, semakin banyak BBM yang dipakai, semakin besar pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sementara kereta api memiliki keunggulan dalam efisiensi BBM dan menurunkan pencemaran lingkungan.
Meski demikian pertimbangan pengembangan jalan tol atau jalur kereta api semestinya juga mendapatkan masukan dari kearifan. Selain hitung-hitungan dampak ekonomi, kajian dampak social dan potensi kerusakan lingkungan kita juga perlu memperhatikan aspek kearifan local. Ada beberapa lokasi yang membutuhkan pendekatan budaya dan relijius untuk mempertimbangkan pembangunan infrastruktur.

Jadi pilih jalur kereta apa jalan tol? Hasil kajian dari Puslitbang PU di atas bisa menjadi bahan renungan dan rujukan untuk menentukan pilihan.

 
2 Comments

Posted by on November 13, 2013 in lomba kary tulis

 

Sinergi operator seluler dan pemerintah dalam menyambut era tv digital (DTV)

Indonesia berencana untuk melakukan migrasi TV analog ke digital pada tahun 2018 nanti. Semenjak tahun 2007 pemerintah secara bertahap melakukan proses migrasi tersebut. Proses migrasi tersebut tidak lepas dari pengaruh International Telecommunication Union (ITU) yang telah menetapkan tahun 2015 sebagai batas waktu migrasi dari penyiaran tv analog ke penyiaran DTV. Dalam the Geneva 2006 Frequency Plan (GE06) Agreement keputusan batas waktu migrasi tersebut dihasilkan. Meskipun keputusan tersebut tidak mengikat Indonesia secara langsung, tapi pemerintah memandang perlu untuk melakukan proses migrasi tersebut.

Meskipun Mahkamah Agung (MA) membatalkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No 22/2011 tentang Penyelenggaraan TV Digital tidak berarti proses migrasi ini telah selesai. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yang semakin pesat mau tidak mau harus diakomodir oleh setiap negara. Mereka yang tidak menyesuaikan dengan perkembangan tersebut pasti akan tergilas roda perkembangan jaman.

TV Digital (DTV) adalah siaran audio (suara), video (gambar), dan informasi tambahan lainnya yang dipancarkan dalam bentuk format digital. Kata “digital” itu sendiri sudah sangat sering digunakan dalam bahasa teknologi modern dan umumnya mengacu pada suatu entitas fisik yang dikuantisasi dan diwakili oleh karakter biner (dikutip dari http://tvdigital.kominfo.go.id).

Ini adalah Logo DTV yang dibuat oleh Kemenkominfo

Beberapa keunggulan dai DTV yaitu: kualitas gambar dan suara yang lebih bagus, lebih interaktif, pemanfaatan spektrum frekuensi lebih efisien, biaya lebih murah, menumbuhkan industri konten yang lebih variatif.
Tulisan ini bermaksud untuk mengkaji optimalisasi peran industri seluler dalam proses migrasi analog ke digital yang telah direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2018. Secara spesifik tulisan ini akan membahas tentang pentingnya proses sosialisasi dan peran operator seluler dalam memajukan ekonomi di daerah di era digitalisasi.

Bruno Latour, Sosiolog di bidang Sains dan Teknologi asal Perancis menyatakan bahwa keberhasilan adopsi teknologi baru ditentukan oleh sinergi para aktor yang ada didalamnya. Latour adalah salah satu penggagas actor-network theory (ANT) yang menjelaskan lahirnya suatu pengetahuan melalui relasi antara masyarakat (konstruktivisme sosial) dan alam (realisme). Dalam ANT, sosiolog sains memberikan perhatian tidak semata-mata pada manusia (actant), tapi juga pada benda dan obyek (non-actant) secara simetris. Bersama Steve Woolgar, Latour melakukan studi etnografi di laboratorium endocrinology Salk Institute. Aktor yang dimaksud tidak hanya manusia (human) namun juga selain manusia (non-human), dimana keduanya di-manusia-kan dan disejajarkan. Jika kedua aktor tersebut berjalan dengan beriringan maka proses adopsi teknologi akan mencapai keberhasilan. Sebaliknya jika kedua aktor tidak berjalan secara simetris maka proses adopsi teknologi akan mengalami kegagalan.

Indikator keberhasilan sebuah loncatan teknologi adalah kesejahteraan rakyat, dinikmati semua, dan tidak terjadi monopoli. Apalah artinya sebuah teknologi baru kalau tidak membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi umat manusia. Pada akhirnya perkembangan teknologi hanya akan membawa kesengsaraan bagi sebagian manusia dan menguntungkan sebagian manusia yang lain. Karena itu semestinya proses migrasi tv analog ke DTV bisa memberikan sebanyak mungkin kemanfaatan bagi manusia.

Pentingnya Proses sosialisasi

Proses sosialisasi memegang peran penting dalam keberhasilan migrasi analog ke DTV. Beberapa pertanyaan sederhana yang patut diajukan adalah: sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang proses migrasi, sejauh mana upaya pemerintah dalam melakukan sosialisasi dan materi apa yang telah disampaikan kepada masyarakat?.

Proses sosialisasi seringkali dianggap sebagai masalah sepele, kemudian tidak memiliki ukuran jelas tentang capaian yang harus diraih. Dalam proses migrasi ini misalnya, apakah sebagian masyarakat kita sudah tahu tentang migrasi tersebut? Jangan-jangan proses migrasi hanyalah menjadi kepentingan dari pemerintah, pelaku industri TV dan pihak-pihak lain yang telah bersiap untuk mengambil keuntungan.

Saat ini sebenarnya proses sosialisasi bisa dilakukan dengan lebih mudah ketika jaringan telepon seluler telah mencapai berbagai pelosok negeri ini. Telepon seluler yang dibarengi dengan harga murah dari layanan operator bisa menjadi sarana sosialisasi yang efektif dan personal. Bagi saya pribadi sampai hari ini belum pernah menerima pesan, baik teks maupun audio/video berkaitan dengan proses migrasi TV analog ke DTV. Kondisi ini mungkin dialami oleh sebagian atau bahkan semua lapisan masyarakat. Satu-satunya informasi yang bisa didapat tentang proses migrasi ini diperoleh dari situs resmi pemerintah dan beragam artikel di dunia maya.

Artinya proses sosialisasi baru menyentuh lapisan melek internet atau mereka yang secara khusus menaruh perhatian terhadap proses migrasi ini. Jika proses sosialisasi melibatkan operator seluler maka percepatan dan jangkauanya bisa lebih masif. Jika tahun 2018 secara konsisten dijadikan patokan sebagai analog switch off maka semenjak sekarang proses sosialisasi tersebut harus dijalankan secara konsisten, terencana dan terukur keberhasilannya.

Analog switch off adalah periode dimana siaran analog dihentikan dan diganti dengan siaran digital. ASO sudah dilakukan secara total di beberapa negara di dunia diantaranya Inggris, Belanda, Norwegia, Jerman, Swedia, dan Italia. Seluruh negara di dunia lainnya termasuk di kawasan ASEAN juga sedang melakukan proses transisi ke penyiaran digital. Indonesia akan melakukan ASO secara total tahun 2018.

Saat ini di tahun 2013, proses sosialisasi secara benar harus sudah dilakukan. Harapannya dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang proses migrasi, mereka bisa mengambil peran.

Operator seluler perlu dilibatkan dalam proses sosialisasi ini, mengingat kemampuan mereka dalam mengkreasi beragam pesan. Layanan telefon murah, paket data, chatting dan fasilitas lainnya bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk proses sosialisasi.

Peran operator seluler dalam menumbuhkan ekonomi kreatif

Ketika penggunaan frekuensi semakin efektif maka dalam satu kanal bisa diisi lebih dari satu channel siaran. Kondisi ini jelas menumbuhkan peluang sekaligus tantangan bisnis. Bisnis konten, layanan dan model bisnis kreatif lainnya bisa lahir dalam kondisi ini.

Dalam format digital semakin banyak ceruk yang disediakan untuk mengisi konten digital. Artinya kreatifitas anak muda bisa dimanfaatkan untuk mengisi peluang ini. Generasi muda kita saat ini lahir di era teknologi informasi yang berkembang cepat. Kebiasaan dan kemampuan mereka beradaptasi dengan perkembangan teknologi merupakan kelebihan yang harus dimanfaatkan.

Ketika channel siaran di era DTV semakin banyak artinya semakin terbuka peluang untuk mengisi slot bisnis di sektor ini. Beragam konten baik pendidikan, olahraga, hiburan, teknologi, kuliner, relijius sangat dibutuhkan untuk mengisi siaran. Banyak pengamat memprediksikan kalau era DTV akan dibarengi dengan personalisasi isi siaran. Orang semakin selektif dalam memilih konten sesuai kebutuhanny. Maka lahirlah channel yang secara khusus menayangkan program tertentu. Channel yang bersifat generalis dengan menyediakn konten siaran dalam semua bentuk, mungkin hanya bisa dilakukan oleh para pemodal besar.

Sedangkan channel yang memiliki keterbatasan pendanaan akan memilih semakin spesialis dalam menyediakan konten siaran. Disini menjadi peluang sekaligus tantangan dari generasi muda kita untuk mengambil peran dalam era DTV sehingga mereka tidak terus-menerus menjadi konsumen pasif yang menikmati konten siaran impor.

Indonesia memiliki kekayaan budaya, ide, gagasan dan generasi muda yang kreatif, jadi sudah selayaknya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukan sekedar menjadi pribadi konsumtif yang kehilangan kreatifitas. Generasi muda saat ini sudah terbiasa dengan aktifitas upload foto, video, music indie, lipsing, membuat film indie dan sebagainya. Semua aktifitas tersebut berbasis pada dua hal penting yaitu: ketersediaan gadget mutakhir dan saluran internet yang disediakan oleh layanan operator seluler dengan harga terjangkau.

Sebagai contoh adalah layanan XL yang menghadirkan Paket Internet HotRod 3G+ dengan kecepatan hingga 7,2 Mbps. Layanan ini tersedia dalam pilihan tarif harian, mingguan, sampai bulanan yang terjangkau.

Keberadaan layanan internet dari operator seluler seperti ini bisa menjadi modal berharga bagi generasi muda untuk membuka kreatifitas mereka. Mereka bisa belajar beragam konten siaran yang menarik dengan membuka internet. Konten tersebut bisa dijadikan modal belajar yang positif sehingga tara produksi mereka baik yang berbentuk audio maupun video bisa layak ditayangkan.

Selain konten off air, peluang bisnis lainnya adalah liputan live yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan layanan internet dari operator seluler. Beberapa channel yang mengkhususkan pada konten berita, membutuhkan materi siaran langsung. Sementara mereka seringkali tidak memiliki koresponden atau wartawan yang tersebar di semua daerah. Disinilah peluang sinergi antara kontributor lepas dengan channel siaran TV. Dengan layanan internet yang semakin baik maka peluang menjadi kontributor lepas ini terbuka bagi semua orang.

Banyak jurnalis yang sekarang ini memanfaatkan keunggulan layanan internet dari operator seluler untuk mendukung pekerjaannya. Kesempatan ini bisa juga dimanfaatkan oleh generasi muda kita untuk mendukung pekerjaan mereka sebagai kontributor lepas. Ini menjadi kontribusi nyata dari layanan seluler untuk membuka kesempatan menikmati kesuksesan proses migrasi analog ke digital yang sedang digulirkan.

Untuk bisa memanfaatkan teknologi digital terutama streaming perlu sinergi dengan operator untuk membuka layanan di daerahdaerah yang tertinggal dengan membuka kanal internet yang cepat. Banyak daerah yang kaya potensi selama ini tidak terekspos secara memadai sehingga kehadiran operator seluler bisa menjembatani kondisi tersebut.

Menggali potensi daerah

Indonesia memiliki kekayaan wisata, alam, adat istiadat, peluang usaha dan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sungguh disayangkan jika potensi tersebut tidak berkembang maksimal hanya karena kurang terekspos. Berbicara potensi wisata misalnya, selama ini hanya daerah tertentu seperti Bali, Lombok, Raja Ampat, Bunaken, Borobudur, Pulau Komodo yang sudah relatif dikenal di dunia internasional. Padahal kekayaan potensi wisata Indonesia baik yang berupa alam. warisan budaya maupun ragam adat istiadat masih banyak yang belum terekspos maksimal.

Kelezatan masakan Indonesia bukan hanya rendang, nasi goreng, bakso, melainkan masih ada beragam jenis masakan lainnya yang tidak kalah lezatnya. Ini tentunya membutuhkan kemauan untuk menggali dan mempromosikan ke dunia Di era DTV harapannya semakin banyak channel yang mau mengangkat tema kekayaan Indonesia ini. Melalui layanan internet seluler bisa dikemas konten kreatif tentang kekayaan Indonesia tersebut untuk mengisi kanal-kanal digital yang terbuka luas.


Rendang, sumber gambar

Kembali menggunakan analisa Bruno Latour tentang pentingnya sinergi dari faktor manusia dan non-manusia dalam proses adopsi teknologi. Dalam isu migrasi TV digital ini yang dimaksud dengan aktor manusia meliputi Kominfo, DPR, KPI, operator seluler, pengusaha media, penyedia infrastruktur teknologi, teknisi, masyarakat, penyedia konten, penyedia layanan bisnis dll. Sementara faktor bukan manusia meliputi regulasi (UU Penyiaran, PP, Permen), TV digital, teknologi digital, internet, set up box, kanal, televisi dll.

Para akor tersebut saling terkait satu sama lain. Maka mereka harus memainkan peran dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Jika salah satu diantara aktor itu mengalami malfungsi maka sistem adopsi akan mengalami gangguan.

Sumber Rujukan:

http://www.duniaesai.com
http://tvdigital.kominfo.go.id/
http://inet.detik.com/read/2012/02/13/125758/1840989/328/kominfo-buka-peluang-usaha-di-bisnis-tv-digital
http://www.xl.co.id/id/internet
http://nurul.blog.undip.ac.id/2013/07/03/migrasi-tv-digital-sinergi-manusia-dan-non-manusia/

 
Leave a comment

Posted by on August 30, 2013 in lomba kary tulis

 

Lebih dari sekadar Tajam dan Terpercaya

Perkembangan teknologi merubah kebiasaan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian halnya dengan kebutuhan informasi. Dahulu kita mengenal Koran, majalah, radio, televise, bulletin sebagai sumber informasi. Sekarang perkembangan teknologi informasi membuat pergeseran baru dengan lahirnya media online. Kehadiran internet merubah medium yang digunakan oleh manusia untuk mengakses informasi.

Untuk mendapatkan “Berita Terkini”, “Berita Terbaru” dan “Berita Hari ini” situs berita online menjadi pilihan utama dikalangan generasi muda saat ini. Bermunculan situs-situs berita yang berlomba-lomba menyajikan informasi terbaru. Situs berita online dipilih karena memiliki beragam keunggulan. Diantaranya keluasan informasi, ringkas, cepat, interaktif. Dahulu ketika belum ada situs berita online setidaknya kita harus menunggu sehari untuk membaca berita yang baru dicetak esok hari. Sekarang peristiwa yang sedang terjadi bisa disajikan lebih cepat, nyaris tanpa jeda waktu. Internet menyajikan konvergensi media yang memungkinkan konten tulis, audio, dan video tersaji secara bersamaan.

Pertanyaannya, ketika hampir semua media memiliki versi online nya, terus apa alasan kita memilih untuk mengakses suatu situs berita online?syarat apa yang harus dimiliki sehingga situs tersebut layak dijadikan sebagai rujukan terpercaya?

Menurut saya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh situs berita online untuk bisa dijadikan sebagai rujukan informasi. Syarat tersebut dibagi dalam dua kategori, yaitu: konten dan tampilan. Pertama, Konten media online harus mewakili kebutuhan informasi penggunannya. Kelengkapan isi, akurasi, objektifitas, narasumber yang kredibel, analisis yang tajam akan membuat situs berita online dipercaya. Isi yang enteng jadi tidak membebani kuota, misal berita dibuat ringan atau di kompres. Enteng berarti cepat diakses. Sehingga pembaca yang menggunakan handphone, smartphone atau gadget mobile lainnya tidak kesulitan untuk membuka. Saat ini juga banyak vendor yang memberikan layanan paket kuota internet, jadi kalau kontennya berat sudah pasti tidak disukai karena akan menggerus paket kuota yang telah dibeli. Situs media online juga memanfaatan sosial media seperti twitter dan facebook dengan cara memberikan headline dan link berita. Kalau link berita yang diberikan susah dibuka karena kapasitas yang berat. Maka pembaca akan meninggalkan situs berita tersebut.
Kedua dari sisi tampilan,. Suatu media online meski memiliki konten yang bagus tidak akan diakses kalau tidak memiliki kemudahan akses dan tampilan grafis yang tidak melelahkan mata. Pilihlah tampilan yang sederhana dan tidak membuat pembaca cepat capek, bosan dan jengkel dengan grafis ataupun penempatan iklan yang tidak proporsional. Kita tahu media butuh iklan untuk hidup, cara menempatkan iklan yang proporsional akan membuat pembaca mau kembali. Jangan ngeblok di seluruh tampilan, itu menyebalkan banget, apalagi baru membuka situsnya sudah langsung muncul iklan sehalaman penuh

Dari sekian banyak situs berita online, saya merekomendasikan untuk mengakses dan membaca informasi yang tersaji di http://www.liputan6.com. kalau kita mau mendapat Berita Terkini”, “Berita Terbaru” dan “Berita Hari ini ya disinilah tempatnya. Berita terkini liputan6.com adalah jawaban bagi kebutuhan informasi masyarakat.

Terus kenapa dengan situs berita ini?
Ada beberapa alasan yang menjadi bahan pertimbangan sebelum merekomendasikan situs ini:

1. Isinya sesuai kebutuhan pembacanya

Lihat aja fitur-fitur yang ada di website ini. Komplit dan mudah untuk diakses. Keberadaan dari icon-icon berita membuat pembaca lebih mudah mengakses berita sesuai dengan kebutuhannya. Kayak warteg pilih menunya sesuai kebutuhan. Gak perlu kita mengakses informasi yang memang tidak dibutuhkan. Jadi dengan adanya pilihan yang telah disediakan kita tinggal klik informasi apa yang mau diakses. Berita terkini liputan6.com tidak digelontorkan begitu saja, melainkan disajikan dalam bentuk-bentuk icon pemberitaan sesuai kategori yang dibutuhkan.

2. Citizen 6 (kita juga terlibat)

citizen6.

Di situs berita online lain belum tentu ada ruang ini. Melalui CItizen 6 kita bisa ikut serta berbagi informasi sehingga tidak terjadi monopoli informasi dari satu pihak. Informasi dua arah yang dibangun oleh liputan6.com memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk terlibat berbagi informasi. Tidak ada monopoli informasi dari pihak tertentu. Kita bisa melaporkan beragam peristiwa yang kita temui sehingga orang lain bisa mengaksesnya. Ini nampaknya ruang publik yang membuat kesempatan dari setiap orang menjadi setara dalam mengakses dan menyebarkan informasi.

3. Tajam Terpercaya
Informasi saat ini kayak air bah tumpah yang menyapu, bak cendawan di musim hujan yang tumbuh dimana-mana. Jumlah kanal informasi lain juga sangat banyak. Tentu saja sumber yang terpercaya dan memberikan informasi yang tajamlah yang layak untuk diakses. Liputan6.com sudah membuktikan kedua hal tersebut. Ini tentu saja tidak lepas dari pengalaman Liputan6 yang telah menyajikan informasi sejak bertahun-tahun lalu. Kredibilitas dan kepercayaan itu telah dibangun panjang dengan rentetan konsistensi yang mengagumkan.

Lengah! digilas

Sekedar masukan buat liputan6.com. Persaingan media online akan terus berkembang. Situs-situs baru bermunculan dengan beragam kelebihan. Ini menjadi tantangan bagi pengelola untuk terus memperbaiki kualitas dari situs liputan6.com. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan posisi media di tengah pertarungan arus informasi global.
Beberapa masukan untuk http://www.liputan6.com diantaranya:

a. Pentingnya faktor etika dan kredibilitas (akurasi dan kebenaran informasi). Media online seringkali hanya mementingkan kecepatan, sedangkan tingkat akurasi dan kedalaman informasi sangat rendah. Kondisi ini sering diperparah dengan rendahnya pemahaman tentang etika media. Sering kita jumpai berita, foto maupun liputan video yang menabrak rambu-rambu etika. MIsalnya etika tentang pemberitaan anak, perempuan, korban bencana, kaum marjinal dan lainnya yang sering dianggap sepele. Prinsip Deontologi Jurnalisme penting untuk diperhatikan. Libois (dalam Haryatmoko,2007) mengajukan tiga prinsip utama deontologi jurnalisme yaitu: pertama, hormat dan perlindungan atas hak warga negara akan informasi dan sarana-sarana yang perlu untuk mendapatkannya. Kedua, hormat dan perlindungan atas hak individual lain dari warga negara. Termasuk di dalamnya hak akan martabat dan kehormatan, hak keseahatan fisik dan mental, hak konsumen, dan hak jawab. Ketiga, ajakan untuk menjaga harmoni masyarakat. Di dalamnya termasuk larangan untuk melakukan provokasi atau dorongan yang akan membangkitkan kebencian atau ajakan pada pembangkangan sipil

B. Menjaga prinsip Imparsial
Kalau media tidak mampu menjaga prinsip-prinsip objektivitas, imparsialitas terus buat apa kita membaca informasi yang disajikan. Sudah pasti informasi yang disajikan akan memihak kepentingan tertentu. Tentu saja tidak mudah menjaga prinsip objektivitas mengingat media juga memiliki kepentingan ekonomi dan politik. Tapi hal ini tidak berarti bahwa objektivitas adalah sebuah mission impossible. Kalau harus berpihak berikanlah informasi yang memihak kepentingan orang banyak, kepentingan mereka yang tertindas, kepentingan mereka yang dilanggar hak-hak nya. Melalui citizen 6 sebenarnya prinsip-prinsip empowering bisa dikembangkan. Berikan ruang dan doronglah mereka yang tertindas dan termarjinalkan utuk menyuarakan hak-hak nya.

Pada akhirnya penilaian mutu dan keberlangsungan dari sebuah portal berita bermula dari penilaian pembacanya. Kalau mereka merasa terpenuhi kebutuhan informasinya maka dengan senang hati mereka akan kembali. Selain itu konsistensi dari pengelola juga merupakan faktor determinan untuk menjaga keberlangsungan portal pemberitaan. Sejauh mana konsistensi, kesungguhan, kreatifitas dan daya tahan mereka dalam menyajikan informasi akan diuji.

– .

 
4 Comments

Posted by on May 27, 2013 in lomba kary tulis

 

Dari Dunia Fantasi Hingga Pasar Seni

(Urgensi Peran Ancol Untuk Menyukseskan Kurikulum 2013)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berencana untuk mengaplikasikan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2013/2014. Penerapan kurikulum baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bagi sebuah bangsa kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki merupakan asset terbesar untuk maju dan berkembang. Karena itu setiap bangsa mempersiapkan diri dengan seksama agar kualitas sumber daya manusia senantiasa meningkat. Pendidikan dijadikan sebagai jalan untuk membentuk dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh rakyatnya. Investasi sumber daya manusia menjadi pokok persoalan yang berusaha dipecahkan oleh setiap bangsa.

Untuk mengimplementaasikan kurikulum 2013 ada tiga langkah yang telah disiapkan oleh Kemdikbud. Pertama penyiapan buku pegangan dan buku murid, kedua pelatihan guru dan ketiga pelatihan tata kelola satuan pendidikan. Dari ketiga langkah tersebut tahapan pelatihan guru perlu mendapat perhatian lebih mengingat guru menjadi aktor penting bagi keberhasilan pendidikan. Kemdikbud merencanakan untuk melakukan pelatihan guru dengan tiga jenjang mulai dari pelatihan instruktur nasional, guru inti (master teacher) hingga pelatihan guru nasional. Sebanyak 666 instruktur nasional akan dilatih pada bulan April 2013. Kemudian mereka akan melatih sekitar 46.213 guru inti pada bulan Mei. Dilanjutkan pelatihan guru kelas dan mata pelajaran yang akan dilakukan secara massal di bulan Juni 2013.

Titik berat kurikulum
Keberhasilan pendidikan sesungguhnya tidak cukup hanya dibebankan kepada pemerintah. Ada peran-peran penting dari orang tua, keluarga dan lingkungan dalam mendukung proses keberhasilan pendidikan. Inti kurikulum 2013 yang menekankan penyederhanaan, tematik dan integratif membutuhkan sinergi peran di sekolah dan di rumah. Titik berat kurikulum 2013 pada kemampuan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) ide dan gagasan membutuhkan pendampingan lebih seksama. Sekolah tidak bisa berdiri sendiri untuk mengembangkan potensi peserta didik tersebut. Keterlibatan guru di rumah yang mampu melakukan tugas selayaknya guru di sekolah sangat diperlukan.

Titik berat pada kemampuan observasi, bertanya dan bernalar tidak bisa diperoleh hanya dengan mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa harus dibiasakan untuk melakukan pengamatan beragam fenomena di sekitarnya. Di sekolah mereka terbatas pada fenomena-fenomena rutin yang biasa mereka hadapi. Sementara di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya mereka akan menghadapi fenomena yang lebih beragam. Bagaimana mereka mampu mengonservasi, bertanya dan bernalar sangat dipengaruhi bagimana keluarga dan lingkungan mengasah kemampuan tersebut.

Ketika di lingkungan tempat tinggalnya terjadi wabah demam berdarah misalnya, apa yang bisa dilakukan oleh seorang siswa?. Mereka bisa mengobservasi mengapa fenomena tersebut terjadi. Kemudian bertanya kepada ahli di bidang kesehatan dan kemudian berfikir apa yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi persoalan tersebut. Kemampuan ini tentunya membutuhkan bimbingan dan pendampingan orang tua. Sekolah kemudian menjadi tempat akumulasi dari beragam pengamatan dan menularkan dalam forum-forum diskusi yang lebih ilmiah.
Kemampuan lainnya yaitu mengkomunikasikan ide dan gagasan membutuhkan pembiasaan dan pendampingan. Kemampuan berkomunikasi di depan umum tidak cukup dengan pengetahuan teoritis semata tetapi membutuhkan praktek yang rutin. Kebiasaan untuk menyampaikan ide dan gagasan di depan umum dengan sendirinya akan melatih mental dan keberanian mereka.

Di sekolah mereka dilatih untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan di depan teman-teman sekolah. Sementara ketika kembali ke rumah dan lingkungan dimana mereka bisa mengasah kemampuan tersebut?. Persoalan ini tentunya hanya bisa dijawab dengan peran serta orang tua dan lingkungan dimana siswa berada. Seorang ibu bisa membiasakan putra-putrinya untuk mengkomunikasikan ide secara sistematis di lingkup keluarga. Dalam pertemuan keluarga besar misalnya, mereka bisa mengasah kemampuan tersebut dengan tampil menjadi pembawa acara, pengisi sambutan dan peran lain yang bisa mengasah kemampuan berkomunikasi. Di lingkungan tempat mereka tinggal, acara seperti lomba peringatan Kemerdekaan Indonesia, pertemuan RT, dan karang taruna juga bisa tempat mengasah kemampuan berkomunikasi. dan di depan audiens yang jumlahnya. Upaya-upaya tersebut tentunya hanya bisa dilakukan dengan pendampingan orang tua dan kesempatan yang diberikan oleh lingkungannya.

Peran Ancol

Ancol merupakan salah satu obyek wisata terpopuler di Indonesia. Ribuan pengunjung selalu memadati Ancol setiap kali liburan atau event-event tertentu seperti tahun baru. Berkaca pada titik berat kurikulum 2013 yang menekankan pada kemampuan kemampuan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) ide dan gagasan maka dukungan dengan dari segenap elemen bangsa sangat diperlukan.

Berikut ini akan diuraikan satu per satu titik berat tersebut beserta peran-peran yang bisa dillakukan oleh Ancol untuk mendukung kesuksesan kurikulum 2013.

a. Kemampuan observasi
Fasilitas yang dimiliki oleh Ancol sangat mendukung untuk mengasah kemampuan siswa melakukan observasi. Salah satunya adalah fasilitas Ocean Dream Samudra. Tempat ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan beragam observasi di bidang biologi, kelautan dan aneka satwa, yang ada di dalamnya. Ocean Dream Samudra Ancol yang diresmikan pada Juni 1974 sebagai perwujudan cita cita Gubernur Ali Sadikin akan perlunya sarana rekreasi untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang laut beserta potensinya.
Dibentuklah Dewan Curator yang terdiri dari Rektor Universitas terkemuka di Indonesia (Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dll).

Berikut ini beberapa atraksi yang ada di Ocean Dream Samudra Ancol

Pentas Aneka Satwa
Salah satu atraksi di Ancol

Beragam kekayaan satwa dan wahana yang ada di Ocean Dream Samudra Ancol sangat penting untuk melatih observasi para siswa.

Wahana lain yang termasuk legendaris adalah DUnia Fantasi. Dunia Fantasi yang dibuka untuk umum pada 29 Agustus 1986, dan popular dengan sebutan Dufan, merupakan theme park pertama yang dikembangkan oleh Ancol. Dufan merupakan pusat hiburan outdoor terbesar di Indonesia yang memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling Dunia, melalui berbagai content wahana permainan berteknologi tinggi, yang terbagi dalam 8 kawasan, yaitu: Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat dan Balada Kera. Perseroan juga menjadikan Dufan sebagai salah satu pusat edutainment yang ada di Ancol yakni dengan dibukanya Fisika Dunia Fantasi (Fidufa) dan Pentas Prestasi. Dufan telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 sejak 2009.

Dunia Fantasi bukan sekedar tempat hiburan tetapi bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan imajinasi siswa. Dengan melihat beragam wahana dan atraksi yang ada di DUfan siswa bisa mengamati beragam peristiwa yang relevan dengan ilmu pengetahuan yang diterimanya.

Wahana lain yang juga bermanfaat untuk merangsang imajinasi siswa adalah Pasar Seni. Pasar Seni adalah salah satu tempat wisata di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Merupakan tempat berkarya, pementasan, tempat pameran, dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian.

Dengan melihat dan mengamati beragam aktifitas di Pasar Seni otak kanan siswa akan terangsang daya kreatifnya. Hal ini sangat penting aga keseimbangan potensi kemampuan anak dapat tumbuh maksimal. Pelajaran di sekolah yang cenderung mengutamakan potensi otak kiri, akan semakin lengkap dengan kemampuan observasi yang mengedepankan potensi otak kanan. Kreatifitas yang muncul dari otak kanan akan menghasilkan sesuati yang baru, berbeda dari biasanya.

b. Kemampuan bertanya
Untuk menumbuhkan kemampuan bertanya dibutuhkan rangsangan dari luar agar anak bisa mengembangkan imajinasi. Rangsangan tersebut berguna untuk melatih kepekaan menangkap fenomena dan mempertanyakan secara logis beragam fenomena tersebut. Misalnya, setelah menonton pentas lumba-lumba mereka bisa bertanya banyak hal yang menggabungkan antara beragam pengetahuan. Kemampuan bertanya menunjukkan sikap kritis siswa terhadap rangsangan yang datang

c. Bernalar
Dalam proses inqury sebuah keilmuan, tahapan observasi, bertanya dan bernalar merupakan sebuah kesinambungan. Setelah siswa mampu melakukan observasi, mengajukan beragam pertanyaan maka tahapan selanjutnya adalah bernalar untuk menemukan beragam solusi terhadap persoalan yang dihadapi. Kontinuitas bernalar tersebut membutuhkan input data yang memadai. Selain itu juga bimbingan dari berbagai pihak. Observasi yang dilakukan di sekitar Ancol kemudian dilanjutkan dengan proses bertanya. Tahap penyimpulan merupakan akumulasi dari kedua proses tersebut. Mereka berfikir dan mengembangkan daya kritis sehingga didapatkan sebuah kesimpulan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh

d. Mengkomunikasikan ide dan gagasan
Meengungkapkan ide dan gagasan menjadi point penting dalam proses pengembangan kemampuan setiap siswa. BAnyak siswa yang pintar tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Sehingga kreatifitas dan kemampuan mereka tidak bisa ditunjukkan kepada orang lain. PRoses mengkomunikasikan ide dan gagasan membutuhkan percaya diri dan kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan ini tentu membutuhkan proses latihan dan arena yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan kemampuan tersebut. Untuk mengasah kepekaan dibidang seni bisa memanfaatkan Pasar Seni. Ancol menawarkan beragam panggung untuk mengasah kemampuan komunikasi.

Untuk mendukung keberhasilan rencana tersebut, Ancol bisa mempersiapkan Paket wisata edukasi yang terstruktur, misalnya pas liburan. Dengan melibatkan praktisi dan pakar pendidikan menyusun sebuah program yang relevan dengan pendidikan. Jadi ancol menjadi sebuah kawasan pendidikan yang sangat bagus. Ancol bisa mengundang guru, merumuskan paket wisata yang bisa menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Program lain misalnya mengadakan kemah ilmiah, atau kedai ilmiah yang memungkinkan siswa untuk lebih banyak mengeskplorasi potensi Ancol.

Sumber tulisan:

http://www.ancol.com
http://www.kemdiknas.go.id

 
Leave a comment

Posted by on May 13, 2013 in lomba kary tulis

 

GAGASAN MEMPERLUAS PERAN BULOG GUNA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

“Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman”. Potongan lagu Koes Plus ini menggambarkan betapa sejahteranya masyarakat Indonesia. Namun pada kenyataannya gambaran tersebut tidak sepenuhnya benar. Persolan kemiskinan, pengangguran, kelaparan dan ketahanan pangan saat ini menjadi ancaman serius bagi rakyat Indonesia. Meski tanah kita subur dan sumber daya alam melimpah namun persoalan busung lapar ternyata tak berhenti mengintai kehidupan bangsa ini Sebagai sebuah negara dengan wilayah pertanian yang luas semestinya Indonesia mampu menjaga ketahanan pangannya sendiri tanpa tergantung bangsa lain.
Ketahanan pangan menyangkut ketersediaan dan keterjangkauan terhadap pangan yang cukup dan bermutu. Dalam hal ini terdapat aspek pasokan, daya beli, dan aksesibilitas setiap orang terhadap pangan. Mengingat pentingnya persoalan pangan maka pemerintah manapun tidak akan berani bermain-main dalam urusan ini.
Semenjak tahun 1967 pemerintah secara resmi membentuk Bulog yang secara khusus ditugaskan untuk mengelola persoalan pangan. Perjalanan Bulog sebagai sebuah lembaga pangan seiring dengan perjalanan panjang bangsa ini dalam mengawal ketahanan pangan nasional. Sejak awal pendiriannya, Bulog merupakan salah satu instrumen pelaksana kebijakan pangan nasional. Peran Bulog mengalami pasang surut yang dinamis, tetapi alasan keberadaannya tidak pernah terlepas dari kerangka kebijakan pangan secara keseluruhan.
Meski saat ini telah menjadi Perum, namun visi dan misi Bulog tetaplah mengedepankan kepentingan rakyat yaitu menyediakan pangan yang cukup, aman dan terjangkau guna memenuhi kebutuhan pangan. Sejarah telah membuktikan kemampuan Bulog untuk beradaptasi dengan berbagai kebijakan pangan yang dibuat pemerintah meski lembaga ini mengalami perubahan bentuk dan struktur kelembagaan.
Pengalaman Bulog mengelola pangan nasional telah terbukti namun kita juga tidak bisa menutup mata jika citra Bulog di masyarakat cukup negatif. Perjalanan beberapa mantan kepala Bulog yang berakhir dengan masalah hukum menunjukkan bahwa di lembaga ini rawan dengan penyimpangan. Kesan sebagai gudang uang cukup menonjol sehingga menarik berbagai kepentingan untuk mengambil keuntungan. Hal tersebut wajar adanya mengingat besarnya nilai perputaran uang yang terkait dengan kegiatan usaha Bulog.
Akuntabilitas publik yang rendah dan sifat kelembagaan Bulog yang mendua (lembaga pemerintah tetapi melakukan aktivitas bisnis komersial) menyebabkan terbukanya praktek KKN. Kondisi ini adalah tantangan bagi segenap jajaran Bulog untuk berbenah. Mentransformasi diri menjadi lembaga yang bersih, transparan, akuntabel dan profesional. Sebentar lagi Bulog genap berusia 42 tahun sebuah usia yang semestinya sudah matang dan dewasa untuk menjadi lebih baik.
Perum Bulog dan mimpi ketahanan pangan
Salah satu amanat penting para pendiri bangsa yang juga mimpi segenap rakyat Indonesia adalah kemandirian di bidang ekonomi. Masyarakat adil dan makmur merupakan tujuan yang harus dibangun bersama oleh segenap elemen bangsa. Salah satu indikator kemakmuran suatu bangsa ditandai kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi rakyatnya.
Potensi Indonesia sebagai negara dengan ketahanan pangan yang kuat dapat tercapai jika semua elemen masyarakat bergandeng tangan mewujudkannya. Selama ini muncul opini bahwa masalah ketahanan pangan semata urusan pemerintah, petani dan tentu saja Bulog. Padahal masalah ketahanan pangan suatu bangsa juga dipengaruhi faktor lain seperti politik, budaya dan gaya hidup. Sebagai contoh, proses diversifikasi pangan kita mengalami hambatan karena gaya hidup masyarakat yang belum bisa beralih dari beras. Generasi muda kita enggan menjadi petani karena pengaruh budaya massif yang menawarkan gaya hidup hedonis. Berbagai jurusan pertanian di perguruan tinggi sepi peminat bahkan tidak sedikit yang terpaksa tutup. Semakin merosotnya luas lahan, amburadulnya tata niaga pupuk, dan harga beras yang anjlok ketika panen hanyalah sedikit persoalan yang melingkupi kehidupan petani kita. Akhirnya petani memilih menjual lahan untuk mendapat keuntungan sesaat daripada meneruskan pekerjaan yang dianggap tidak menjanjikan. Jika kondisi ini terus berlanjut maka ketahanan pangan nasional jelas terancam.
Pada tulisan ini kita memfokuskan upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan terutama gagasan untuk memperluas peran Bulog. Artinya, Bulog tidak hanya ditempatkan sebagai lembaga yang menampung produk dan stabilisasi harga, tetapi juga melakukan fungsi afirmasi terhadap petani guna menumbuhkan semangat dan keyakinan mereka. Meyakinkan petani bahwa keberadaan mereka adalah elemen terpenting dari ketahanan pangan nasional dan juga profesi ini secara ekonomi menjanjikan. Bulog punya jaringan kantor, gudang distribusi dan mereka paham permasalahan pangan di lapangan. Kondisi inilah yang harus dimanfaatkan guna melakukan edukasi terhadap petani. Kepastian harga pembelian gabah ketika panen yang secara ekonomi menguntungkan merupakan salah satu bentuk upaya menumbuhkan semangat bertani.
Usaha lain yang bisa dilakukan adalah memelopori pemberian penghargaan bagi kegiatan pertanian unggulan. Wujudnya bisa bermacam-macam mulai dari penghargaan bagi petani teladan, pedagang, daerah penghasil beras terbaik, kelompok tani atau insentif khusus bagi mereka yang mampu memberikan terobosan bagi peningkatan produk pertanian. Penghargaan tersebut bukanlah tujuan akhir melainkan sekedar katalisator untuk memupuk semangat bertani dan meneguhkan kepercayaan mereka. Secara rasional petani jelas memiliki kontribusi yang signifikan bagi kehidupan masyarakat tetapi penghargaan yang mereka terima kalah dari penyanyi dangdut atau artis. Profesi petani dipandang sebelah mata sehingga ditinggalkan oleh generasi muda kita. Mereka yang menjadi petani sebagian karena terpaksa saat pekerjaan lain tak dimiliki. Menjadi petani adalah pilihan pahit dan tidak membanggakan.
Selain memberikan penghargaan, Bulog juga bisa memanfaatkan jaringan yang dimiliki untuk membuka mata generasi muda agar tidak malu menjadi petani. Ketika datang menemui petani baik untuk membeli stok beras atau sosialisasi program mungkin lebih baik jika karyawan Bulog tidak menunjukkan kesan adanya jarak antara aparat dan rakyat. Tunjukkan bahwa petani adalah profesi terhormat, dibutuhkan dan memegang peran penting bagi kehidupan bangsa. Pakaian yang resmi bisa ditinggalkan sementara, bahasa yang sulit dan birokratis bisa disederhanakan,
Karyawan Bulog juga bagian dari komunitas masyarakat sehingga mereka bisa menjadi public relations yang membawa visi dan misi lembaga. Tingkah laku dan sikap mereka di masyarakat adalah cerminan kinerja lembaga tempat mereka bekerja. Jangan sampai melakukan tindakan kontraproduktif yang justru melemahkan semangat petani. Isu-isu penurunan harga pembelian gabah dan informasi lain yang berpotensi meresahkan petani tidak perlu disebarluaskan. Justu mereka harus bisa menjadi ujung tombak Bulog untuk memupuk semangat petani dengan memberi informasi yang positif. Ingatlah bahwa mereka hidup dari mengelola produk pertanian yang merupakan hasil tetesan keringat jutaan petani di Indonesia.
Ketika semangat bertani telah tumbuh dan generasi muda bangga menjadi petani maka kita bisa berharap bangsa ini akan mencapai swasembada pangan. Meningkatnya jumlah hasil produksi pertanian berarti membuka kesempatan untuk melakukan ekspor. Setelah kebutuhan domestik terpenuhi Bulog bisa melakukan ekspor yang mendatangkan devisa bagi negara. Pada akhirnya sinergi antara berbagai eleman bangsa adalah keharusan jika ketahanan pangan ingin dicapai. Bulog bisa menjadi katalisator namun perlu diingat lembaga ini tidak bisa berjalan sendiri.
Mimpi kita terhadap Bulog mungkin berbeda tapi satu hal yang pasti kalau semua berharap lembaga ini memberi peran memadai bagi kemakmuran bangsa ini. Kritik, saran, makian, cacian, dan cemoohan sejatinya wujud nyata kecintaan bangsa ini terhadap Bulog. Mereka punya impian untuk melihat Bulog menjadi lembaga yang profesional dalam melayani rakyat

Tulisan ini pernah diikutkan dalam Lomba Penulisan Bulog, dan Alhamdulillah menjadi juara

 
1 Comment

Posted by on April 29, 2013 in lomba kary tulis

 

Konsumen Cerdas, Hidup Berkualitas

Jaman semakin maju, teknologi gak ketulungan cepatnya merubah kehidupan manusia. Beragam hal baru muncul, mempengaruhi kehidupan manusia termasuk mengatur bagaimana mereka harus hidup dan menjalankan kehidupan. Contohnya, sebelum ada telepon seluler orang kesulitan untuk berkomunikasi satu sama lain karena terhalang ruang dan waktu. Jadi kehadiran telepon seluler mempermudah kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Namun di sisi lain ada sisi manusiawi kita yang hilang. Sebelum ada telepon seluler kita meluangkan waktu untuk bertemu teman, kerabat, saudara sekedar untuk mengobrol atau bertukar kabar. Sekarang intensitas itu hilang, direnggut kemajuan teknologi komunikasi. Sehingga hubungan antar manusia tidak sehangat duluu lagi. Itu sekdedar gambaran bagaimana perubahan jaman merubah manusia dan gaya hidupnya.

Kemajuan teknologi di berbagai bidang menghasilkan aneka produk yang ditujukan untuk mempermudah manusia. Makanan, minuman, pakaian, piranti elektronik dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya diproduksi dengan cepat dan massal. Semua serba instan, cepat dan mengejar manusia kemanapun mereka berada. Ayam goreng misalnya, gak perlu waktu lama untuk mempersiapkannya, cukup hitungan detik maka ayam goreng cepat saji sudah ada di depan mata. Jadi siap-siap aja mereka yang tidak cerdas menyikapi perubahan, akan tergilas fenomena instan tersebut.

Konsumen cerdas, harus itu

Berikut cerita pribadiku antara sepotong roti dan kebodohan dalam membaca tanda-tanda fenomena instan. Ada pengalaman yang tidak mengenakkan ketika saya membeli roti di sebuah sawalayan. Muaranya yak karena ceroboh dan tidak mengecek tanggal kadaluarsa produk. Tanpa melihat tanggalnya saya langsung beli. Maksud saya mau dimakan besok buat sarapan, ternyata ketika pagi saya buka roti sudah berjamur. Setelah saya lihat tanggal kadaluarsa emang sudah lewat. Yang jelas mangkel dan dongkol tapi mau gimana lagi semua karena kecerobohan saya.

Pemerintah sudah mengeluarkan aturan dan tentu saja berbagai upaya untuk melindungi konsumen, tapi inget kalau kita tidak menjadi konsumen cerdas ya siap-siap jadi korban. Nah ketika banjir bermacam produk yang menggiurkan, dengan aneka bentuk dan desain siap-siaplah jadi korban komsutivisme kecuali mereka yang disebut sebagai konsumen “cerdas”. Ajakan untuk menjadi konsumen cerdas ini udah berulangkali disampaikan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia.


Logo Kementerian Perdagangan Indonesia

Kementerian yang dipimpin oleh Pak Gita Wiryawan ini sudah mengantisasi perkembangan teknologi dan arus perdagangan dunia sehingga konsumen tetap terlindungi. Ini cuplikan quotes dari http://ditjenspk.kemendag.go.id/ yang membuktikan kalau Kementerian ini sangat peduli terhadap konsumen.:

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tak pernah berhenti meningkatkan pengawasan barang beredar terhadap produk non-pangan maupun pangan. Selain untuk melindungi konsumen, pengawasan secara berkesinambungan akan menciptakan iklim usaha yang sehat di Tanah Air. Demikian ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat mengumumkan hasil pengawasan barang beredar dan jasa di kantor Kementerian Perdagangan pada Januari 2013.
“Pengawasan tersebut juga dilakukan untuk mendorong peningkatan produksi dan penggunaan produk dalam negeri serta mencegah distorsi pasar dari peredaran produk impor yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Wamendag.

Selain mengeluarkan beragam aturan dan proteksi terhadap konsumen, pemerintah juga mengajak masyarakat menjadi konsumen cerdas. Nih bukti ajakannya:

Terus, siapa tuh yang disebut sebagai konsumen cerdas. Tengok pesan dibawah ini.
Buat yang pengin jadi konsumen cerdas lihat dan cermati tips berikut ini:

Tips menjadi konsumen cerdas

Nah itu dia tips yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan soal menjadi konsumen cerdas. Kementerian yang dipimpin oleh Pak Gita Wiryawan ini sudah mengantisipasi jauh-jauh hari agar konsumen dalam negeri tetap terlindungi. Caranya yaitu tadi dengan menjadi konsumen cerdas. Yuk kita cermati pesan-pesan tersebut satu demi satu.

1. Teliti sebelum membeli


Jangan beli kucing dalam karung, teiliti ya sebelum membeli. sumber gambar, disini

Kalau kita beli barang di toko, supermarket, mall, atau swalayan biasanya tertera label:
Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan/ditukar. Nah ini sudah pertanda kalau sebagai konsumen kita memang musti benar-benar teliti. Pastikan barang yang kita beli dalam kondisi bagus sesuai keinginan kita. Misalnya kita beli baju, pastikan ukuranya pas, warnanya kita suka, tidak ada jahitan yang robek atau cacat lainnya. Terkadang ketidaktelitian konsumen dimanfaatkan oleh penjual yang nakal untuk menjual barang-barang yang rusak. Nah setelah kita pulang dan nemukan kekurangan pada barang yang kita beli, baru deh nyesal. Semua dah terlambat karena yang sudah dibeli gak bbisa ditukar kembali.

2. Perhatikan label dan masa kadaluarsa

Kalau gak perhatikan label dan masa kadaluarsa pasti menyesal nantinya, sumber gambar, disini

Ini perkara sepele tapi fatal akibatnya kalau tidak kita perhatikan. Lihat baik-baik tanggal kadaluarsa biar kita gak nyesal. Kalau suatu produk gak nyantumin label kadaluarsa ya gak usah dibeli. Itu artinya produsen tidak tanggungjawab. Jangan mau jadi korban. Seterkenal apapun produknya kalau gak ada masa kadaluarsanya ya sudah tinggalin aja. Masih banyak produk-produk lain yang layak kita beli. Dengan memperhatikan label dan masa kadaluarsa berarti kita melindungi diri kita, keluarga kita dari geragam akibat buruk suatu produk.

3. Pastikan produk bertanda jaminan mutu SNI

SNI
Pilih yang sudah SNI biar hidupmu aman dan nyaman.

Jaminan mutu dan ada garansi itu penting banget. Ada standar SNI itu harus untuk setiap produk yang ingin kita beli. Misalnya helm, kepala kita ini asset yang tidak ternilai teman, jadi lindungi dengan benar. Caranya ya beli helm yang sudah bertanda SNI. Ini juga berlaku untuk produk-produk yang lain. Pastikan SNI ada dan tertera di setiap produk yang kita pakai.

4. Beli sesuai kebutuhan, bukan keinginan

Butuh banget itu kayak kita kebelet ke toilet, nah itu memang harus dipenuhi tidak bisa tidak. Beda dengan pertanyaan, butuh gak ya?jangan-jangan cuma sekedar keinginan. Untuk memastikan kalau barang atau jasa yang kita beli memang kebutuhan pastikan untuk selalu mengecek daftar barang atau layanan yang sudah kita punya. MIsalnya, kalau di rumah sudah ada tiga pasang sepatu yang masih bagus, itu tandanya kita tidak terlalu butuh untuk beli sepatu baru. Kalau kita sudah berlangganan suatu paket internet, yta gak perlu nyari-nyari paketan lain. Menyesuaikan keinginan dengan kbutuhan memang tidak mudah, perlu kontrol diri yang kuat.

Yang berikut ini saya coba berikan beberapa tambahan ya biar tambah cerdas:

a. Baik buat orang lain belum tentu buat kita
Jangan jadi korban mode, atau sekedar ikut-ikutan ketika beli barang. Yang bagus buat orang lain belum tentu bagus buat kita lo. Ingat bro, gak semua makanan baik akan baik juga buat diri kita. Cerdas dikit kenapa. Jangan jadi korban iklan atau bujuk rayu produsen.

b. Cintai produk-produk Indonesia
Meskipun sekarang ini banjir produk asing, tidak berarti produk dalam negeri tidak bisa bersaing. Produk-produk Indonesia juga tidak kalah mutunya dengan produk luar negeri. Ada kain, pakaian, makanan, buah-buahan, furniture, otomotif, dan beragam produk lain yang layak kita pakai. Karena itu kecintaan terhadap produk-produk dalam negeri ini mestinya terus kita peliharan. Kalau kita tidak cinta produk dalam negeri tandanya kita tidak cinta bangsa ini.
Ini contoh produk buah dan sayuran asli Indonesia yang tidak kalah dengan produk dari negara lain.

Dengan mencintai produk-produk dalam negeri berarti kita sudah berperan untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Kalau bangsa ini ekonominya maju, rakyat juga semakin sejahtera. Mencintai produk dalam negeri juga berarti membantu meningkatkan kemandirian bangsa, supaya bangsa ini tidak tergantung dengan bangsa lain. Bisa berdiri kokoh di atas kaki sendiri.

c. Serba Pas
Maksudnya belilah barang atau jasa pas benar-benar kita butuh. Pas di kantong (sesuai kemampuan ekonomi, gak ngutang sana-sini), Pas di takaran (kalau beli makanan, beras dll jangan ragu untuk ditimbang kembali ya).

Nah akhirnya cara pikir, sikap dan perilaku kita akan sangat menentukan seberapa cerdas kita sebgai konsumen. Kalau kita tidak paham hak dan kewajiban kita sebagai konsumen ya siap-siap aja terjun di kubangan kesalahan. Inget jadi konsumen cerdas ya, pahami hak dan kewajibanmu sebagai konsumen, kemudian pastikan kalau hak dan kewajiban itu berjalan dengan semestinya.

Lomba

 
2 Comments

Posted by on March 27, 2013 in lomba kary tulis

 

Tags:

Memanfaatkan Sosial Media Sebagai Reproduksi Banal Pancasila

lomba blog pusaka indonesia 2013

Sebelum memulai segalanya sudah selayaknya bangsa ini senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang terhingga. Lihatlah hamparan kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Minyak bumi, batubara, emas, perak, intan, kuningan, tembaga, dan bahan tambang lainnya terkandung di bumi pertiwi. Laut yang membentang di utara dan selatan memberikan sumber kehidupan yang tak terhingga. Bukan hanya menghasilkan komoditas perikanan tetapi juga menjadi jalur pelayaran yang potensial. Keindahan alam Indonesia juga mengundang decak kagum bagi siapapun yang menikmatinya. Mereka yang pernah datang ke Bali, Lombok, Bunaken, Raja Ampat selalu rindu untuk kembali.
Bangsa ini juga semestinya selalu bersyukur dengan anugerah perbedaan, kemajemukan, dan warna-warni yang melekat secara alami. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik hasil sensus tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah suku bangsa di Indonesia mencapai 1.128. bayangkan semuanya memiliki kekayaan budaya, adat istiadat, bahasa, jenis makanan, pakaian dan kearifan-kearifan lokal yang mengagumkan. Bayangkan betapa kayanya bangsa ini baik dari segi materi berupa kekayaan alam maupun dari sisi rohani berupa kekayaan budayanya.

Kaya tapi bagai buih di lautan

Kaya tapi berjiwa miskin, itulah yang kasat mata dari kepribadian bangsa ini. Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya, tapi bangsa ini justru sering rendah diri ketika berhadapan dengan bangsa lain. Kebanggaan sebagai sebuah bangsa tidak nampak dalam wujud nyata kehidupan sehari-hari. Seolah-olah identitas bangsa yang muncul dalam kekayaan budaya itu bukan suatu kebanggaan. Ada yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi meninggalkan identitas kebangsaannya. Mereka kemudian terbuai dalam kemeriahan puja puji keindahan dan kebanggaan identitas bangsa lain.
Tengoklah anak muda kita yang begitu bangga dengan model dan gaya K-Pop nya. Jadilah segala macam urusan hidupnya diidentikan dengan proses pengidolaan tersebut. Pakaian, cara bertutur sapa, makanan, potongan rambut dan orientasi hidup tidak lepas dari proses pengidolaan. Begitu bangganya mereka menunjukkan identitas imitasi yang mereka pakai.
Gejala ini tidak hanya menunjukkan lemahnya posisi budaya Indonesia di mata budaya asing tetapi juga menunjukkan lemahnya internalisasi identitas kebangsaan tersebut. Seolah proses internalisasi yang terjadi di keluarga, pendidikan formal maupun lingkungan tidak mampu membentuk identitas kebangsaan generasi muda bangsa ini.

Kadang saya berfikiran semestinya kita banyak berterimakasih kepada bangsa lain yang mengklaim identitas bangsa ini. Pengaruhnya suangat nyata untuk membangkitkan bangsa ini dari amnesia identitas kebangsaan. Setidaknya ketika bangsa lain mengklaim tari Pendet, Gondang Sembilan dan Reog secara massif bangsa ini seolah sadar dari kondisi lupa identitas kebangsaan. Seolah baru sadar kalau bangsa ini punya banyak kekayaan identitas yang bisa diambil bangsa lain. Kalau tidak ada klaim dari bangsa lain kayaknya kita lupa begitu saja kalau bangsa ini sangat kaya.
Para pendiri bangsa ini sudah mempersiapkan segala kemungkinan ketika Indonesia melewati masa kemerdekaan. Bangsa ini akan terlibat dalam pergaulan komunitas global yang multikultur. Karena itu dipersiapkan pilar-pilar kebangsaan yang nantinya mampu menjadi penguat identitas kebangsaan. Tujuannya agar bangsa ini tidak tercerabut dan larut dalam globalisasi sehingga identitasnya menjadi pudar. Hilangnya identitas suatu bangsa sesungguhnya menandakan kehancuran bangsa tersebut.

Salah satu diantara pilar-pilar kebangsaan tersebut adalah nilai-nilai luhur Pancasila. Di semua jenjang pendidikan formal, Pancasila diajarkan sebagai bagian dari pengenalan dan penguatan identitas kebangsaan. Pancasila juga dihadirkan di ruang-ruang kuliah, materi pidato hari besar, rapat kenegaraan dan beragam acara formal lainnya. Pertanyaannya mengapa seolah upaya-upaya tersebut tidak mampu menbendung derasnya pengaruh budaya asing?sehingga dari generasi ke generasi identitas kebangsaan seolah semakin kabur. Upaya apa yang bisa dilakukan ditengah mencairnya batas-batas regional negara?sejauh mana peran sosial media dalam reproduksi nilai-nilai Pancasila dan penguatan identitas kebangsaan?

Sosial media dan pengingat banal

Identitas kebangsaan perlu diwariskan secara konsisten dari generasi ke generasi. Tidak hanya itu nilai-nilai kebangsaan tersebut juga harus bisa dipahami lintas generasi. Pendek kata nilai-nilai luhur bangsa yang terangkum dalam Pancasila harus bisa dimengerti dengan bahasa yang paling sederhana oleh setiap generasi. Lebih dari itu upaya mengingatkan nilai-nilai kebangsaa tersebut harus bisa dilakukan secara konsiten dan terus-menerus. Arahnya adalah penguatan identitas kebangsaan dan terpeliharanya nasionalisme.

Menurut Billig, dalam bukunya Banal Nationalism (1995), nasionalisme secara banal (keseharian, biasa-biasa, sambil-lalu) terreproduksi dan tertanamkan, meski tidak ada kejadian-kejadian yang membarakan nasionalisme. Billig mengkritik konseptualisasi nasionalisme yang cenderung memfokuskan pada manifestasi-manifestasi kasat mata yang muncul terutama dalam kondisi-kondisi khusus. Sebaliknya dari semangat membara yang muncul kadang-kadang, nasionalisme adalah kondisi yang bersifat endemik. Inti pandangan Billig tentang nasionalisme menyatakan bahwa nation senantiasa direproduksi lewat pengingat-pengingat yang kelihatannya sepele dan tak-terperhatikan (banal reminders) yang secara terus-menerus dan sehari-hari mengingatkan penduduk akan negaranya. Salah satu contoh pengingat nasionalisme banal adalah bendera. Jika dalam nasionalime membara bendera-bendera dikibarkan oleh penduduk dengan semangat menyala, dalam nasionalisme banal bendera adalah pengingat yang sepele dan tak-terperhartikan. Kadang-kadang secara tak sengaja kita melihatnya, namun lebih sering kita acuh tak acuh. Tetapi bendera-bendera itu, secara terus-menerus, tanpa kita sadari, menjadi pengingat kalau kita adalah anggota sebuah bangsa.

Pengingat-pengingat itu begitu akrab dengan kehidupan sehari-hari warga negara, yang tanpa sadar senantiasa mengingatkan posisinya di tengah-tengah bangsa lain. Pengingatan terus-menerus tanpa sadar ini, menurut Billig, mencegah terjadinya amnesia-kolektif bahwa mereka adalah warga dari sebuah bangsa. Dengan demikian reproduksi nasionalisme tidaklah terjadi pada saat khusus, tetapi setiap hari dan terus menerus.

Karena itulah dibutuhkan pengingat banal yang mampu secara terus-menurus, ringan dan rutin mereproduksi nilai-nilai kebangsaan tersebut. Saat ini perkembangan internet dan sosial media begitu cepat. Indonesia termasuk dalam lima besar pengguna twitter dan facebook di dunia. Ini artinya, sosial media bisa menjadi potensi besar dalam upaya menguatkan identitas kebangsaan. Sebuah identitas yang membuat nasionalisme dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa bisa terwujud.
Identitas kebangsaan yang direproduksi secara banal terbukti lebih awet dan bermakna dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai Pancasila dan keluhuran budaya bangsa ini bisa didiskusikan dan disebarkan secara massif melalui media ini. Saat ini generasi muda kita lebih suka bergelut dan aktif di sosial media daripada mendatangi acara resmi seperti seminar atau lokakarya. Artinya melalui medium sosial media inilah upaya mengingatkan bangsa ini secara terus menerus bisa dilakukan. Sosial media seperti arena baru yang bisa digunakan untuk diskusi, afirmasi dan penguatan identitas kebangsaan.

Sifatnya yang personal, jangkauan luas, egaliter dan interaktif membuat forum-forum diskusi melalui sosial medi lebih disukai. Beragam gerakan melalui sosial media juga terbukti ampuh untuk menggerakkan aksi di dunia nyata. Sebagai contoh gerakan Koin untuk Prita, Bilqis, Gerakan dukung KPK ada beragam aktitifitas sosial lainnya yang bermula dari diskusi di sosial media.

Pancasila di sosial media

Nilai-nilai Pancasila yang tertuang dalam lima sila merupakan akumulasi identitas bangsa. Bangsa ini diidealkan menjadi bangsa yang bermutu secara jasmani dan rohani. Ada kesejahteraan yang ditopang keadilan. Ada proses musyawarah dalam pengambilan keuutusan. Ditopang persatuan dan kesatuan bangsa sebagai pondasinya. Kemudian semua cita-cita tersebut harus berdiri diatas kekuatan spiritual sebagai wujud dari kepercayaan kepada Tuhan YME. Rangkuman keluhuran niai-nilai tersebut bisa menjadi identitas yang kuat bagi bangsa ini. Persoalannya bagaimana nilai-nilai yang ideal tersebut dikomunikasikan di dunia maya?apakah kita akan memakai definisi formal yang biasanya kita terima?perlukah alih bahasa dan kemasan agar pesan-pesan luhur tersebut menjadi menarik dan mudah dipahami di dunia maya?
Inilah yang menjadi tantangnan kita. Mengemas Pancasila dalam pesan ala dunia maya tanpa perlu kehilangan identitas keluhurannya. Misalnya, kita bisa posting gambar pakaian adat kemudian ajak follower atau friend kita untuk memberikan komentar. Terkadang bisa dibuat status-status pendek yang bisa mengingatkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila. Misalnya: “jangan berantem, musyawarah aja yuk”, “laut di Raja Ampat indah lo, kaya banget ya bangsa kita”. Kalimat-kalimat pendek tersebut bisa digunakan sebagai pembuka diskusi lebih lanjut.
Globalisasi tidak bisa dibendung. Bangsa ini juga tidak bisa mengucilkan diri dari percaturan global. Persoalannya bagaimana dalam percaturan global dan semakin multukulturanya struktur masyarakat dunia, kita tetap tidak kehilangan identitas kebangsaan. Sosial media bisa dimanfaatkan untuk reproduksi banal identitas kebangsaan tersebut.

 
Leave a comment

Posted by on March 21, 2013 in lomba kary tulis

 

Tags: